Blogger Muslim Sejati

Home Top Ad

Responsive Ads Here

  Meski banyak isu beredar tentang kemungkinan Trump bakal memperlakukan Muslim layaknya Hitler terhadap kaum Yahudi, namun kaum Muslim ta...

Hijabers pertama yang mengikuti kontes kecantikan di AS

 

Meski banyak isu beredar tentang kemungkinan Trump bakal memperlakukan Muslim layaknya Hitler terhadap kaum Yahudi, namun kaum Muslim tak gentar. Mereka malah justru semakin menunjukkan jati diri dan kekuatannya.


Bukan hanya soal politik, namun Muslim juga makin menunjukkan diri di berbagai bidang di Amerika, termasuk fesyen dan juga kontes kecantikan. Di tahun ini, kontes kecantikan Miss Minnesota USA memiliki seorang perempuan Muslim yang berhijab sebagai pesertanya.

Halima Aden adalah perempuan Muslim pertama yang berkompetisi di ajang Miss Minnesota USA yang menggunakan full hijab. Untuk sesi pakaian renangnya, dia menggunakan burkini pada kontes 26 November 2016 lalu.

Namun terbukti hijab bukan hambatan untuk tampil di kontes kecantikan. Mengutip Metro, Aden justru tampil maksimal.

Sayangnya, Halima Aden tak berhasil menjuarai kontes ini. Dia tak sampai ke babak semi final kontes tersebut. Dia mengatakan, lewat keikutsertaannya pada kontes ini, dia ingin mengingatkan orang-orang bahwa kecantikan bisa datang lewat berbagai bentuk.

Dari 45 orang kontestan, Halima Aden berhasil mencapai peringkat 15 besar. Ini prestasi yang cukup lumayan untuk kontestan yang pertama kali ikut serta.

“Banyak orang yang akan melihat Anda dan akan gagal melihat kecantikan karena Anda menutupinya. Jadi saya tumbuh dan hanya bekerja pad orang yang mengapresiasi kemampuan serta memberi kesempatan lain sehingga mereka tahu saya selain dari pakaian,” kata Aden dikutip dari US Magazine.

Dalam penampilan formalnya, perempuan keturunan Somalia-Amerika ini tampil dengan cantik dengan gaun hitam dan merah yang cantik. “Saya rasa saya ingin menghilangkan miskonsepsi dan stereotipe tentang perempuan Muslim,” ucapnya kepada ABC 5.

“Saya sangat bangga bisa jadi bagian dari kontes ini,” ucapnya.

“Coba saja, Anda mungkin tak menang, mungkin gadis-gadis lain. Jangan biarkan hal ini menghambat Anda.”



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2NTzVEM
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

Mualaf Cantik Korea yang Belajar Islam dari Internet

0 coment�rios:

  Ketika sedang berkesempatan naik pesawat terbang , pernahkah terlintas difikiran kita siapa yang kali pertama membuat pesawat ? atau seti...

Muslim Sejati News : Penemu Pesawat Ternyata Ilmuwan Muslim

 

Ketika sedang berkesempatan naik pesawat terbang, pernahkah terlintas difikiran kita siapa yang kali pertama membuat pesawat ? atau setidaknya yang menginspirasi sehingga ada ide untuk menciptakan benda yang bisa melintas menembus awan tersebut.

Ketika kita membuka literature  pelajaran sekolah tentu saja akan menemukan catatan sejarah pesawat terbang diciptakan oleh ilmuwan barat yaitu Roger Bacon yang kemudian dikembangkan oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright). Namun fakta sebenarnya bukanlah demikian, yang benar adalah bahwa ide dan inspirasi terciptanya pesawat berasal dari cendekiawan islam.

Penolakan (penyembunyian) fakta prestasi ilmuwan muslim  bukanlah hal yang mengejutkan dan mengherankan karena dunia barat tidak ingin merasa berada dibawah umat muslim dalam membangun keberadaban dan ilmu pengetahuan di dunia ini. Ketika ada yang menjelaskan bahwa sebenarnya pesawat terbang adalah hasil temuan cendekiawan muslim mungkin akan ada rasa ketidakpercayaan padahal itu adalah fakta yang sebenarnya.

Seorang ilmuwan yang bernama Ibnu Firnas dari Andalusia (Spanyol) terinspirasi kejadian Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw, tetapi dia sadar bahwa manusia biasa tak mungkin bisa naik Bouraq kendaraan Nabi Saw untuk Isra’ Mi’ raj, karena dia hanya manusia biasa, bukan seorang nabi.

Namun demikian beliau selalu memimpikan agar suatu saat manusia bisa terbang bebas laksana burung di angkasa.  Sekitar tahun  852 MIbnu Firnas (Armen Firman),  mulai meneliti gerak aerodinamika, fisika udara, anatomi burung dan kelelawar. Sampai pada suatu saat beliau menyimpulkan bahwa manusia bisa terbang sehingga terciptalah sebuah alat terbang yang menggunakan prinsip kepakan/lambaian sayap seperti yang ada pada burung, kelelawar atau serangga.

Dalam percobaannya dia naik menara Masjid Cordoba, disaksikan oleh ribuan orang di bawahnya, lalu melompat dan melayang terbang sejauh kira-kira 3 KM dan mendarat dengan selamat.  Ribuan orang bertepuk tangan dan terheran atas ciptaannya.

Waktu itu dunia barat masih dalam masa  kegelapan sehingga menganggap hal tersebut adalah sihir  Ibnu  Firnas. 500 tahun kemudian temuan  Ibnu Firnas menjadi dasar literature Roger Bacon dalam megembangkan pesawat dan 200 tahun kemudian, tepatnya pada awal abad 19 menginspirasi Wright Bersaudara menciptakan pesawat terbang.

Fakta diatas seharusnya menjadi bagian dari kajian pelajaran sejarah sehingga generasi sekarang khususnya umat muslim akan lebih bangga terhadap komunitasnya karena telah terbukti bahwa islam memang membangun peradaban dan seharusnya barat secara jujur mengakui dan tidak menyembunyikan fakta tersebut.

Oleh : Winardi Jadmiko

Sumber :

Thobroni, M., 2010, “Cendekiawan Muslim dan Penemuan-Penemuan Paling Brilian dari        Dunia Islam”, Titan, Jogyakarta

https://ift.tt/2DQTLfk

https://ift.tt/2xJuOgf

http://akhwatsangpropaganda.blogspot.com



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2DH0oAH
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

Kalau bukan merek halal dan islami, mungkin wanita berhijab  gak akan muncul dalam promo dan iklan merek kosmetik. Tapi merek kosmetik yang...

Blogger Muslim Pertama Yang Muncul Di Iklan Kosmetik Amerika

Kalau bukan merek halal dan islami, mungkin wanita berhijab gak akan muncul dalam promo dan iklan merek kosmetik. Tapi merek kosmetik yang satu ini berani mengubah stereotip dan menampilkan blogger kecantikan muslim di promo produk terbarunya. Selain kelihatan beda, si blogger ini disandingkan sama Katy Perry di dalam iklannya lho. Siapa dia?

Nura Afia

Nura Afia, vlogger yang punya akun YouTube bernama Babylailalov ini jadi model promosi produk terbaru CoverGirl, merek kosmetik asal Amerika yang udah ada sejak 1989. Nura Afia jadi wanita muslim berhijab pertama yang muncul di iklan kosmetik Amerika. Dia dan kelima orang lainnya yang juga termasuk Katy Perry dan Sofia Vergara berpose di iklan CoverGirl untuk produk maskara terbaru. Di YouTube, Nura Afia emang gak seproduktif Nikki Tutorial atau Kathleen Lights yang sering upload video sampai tiga kali seminggu, tapi CoverGirl kelihatannya suka tuh sama hasil dandanan Nura Afia sampai mereka memutuskan memilih Afia sebagai ambassador-nya.

Papan iklan gede yang mempromosikan produk baru CoverGirl juga udah mejeng di Time Square, New York lho. Dengan mengambil tema #lashequality, kelihatan kalau CoverGirl mau memperlihatkan kesetaraan dalam dunia kosmetik. Karena sebelumnya, merek ini udah memperkenalkan James Charles sebagai CoverBoy, atau cowok pertama yang muncul di iklan kosmetik buat cewek. Dalam foto ada James Charles, Amy Phan, Sofia Vergara, Chloe + Halle, Nura Afia, dan Katy Perry.

Kamu bisa lihat, kalau ada orang-orang dengan berbagai gender dan ras jadi satu dalam iklan ini. Nah, buat produknya sendiri, maskara bernama So Lashy Mascara punya kuas yang “aneh” dengan ujung kuas yang seperti bola kecil. Gimana menurut kamu, keren atau aneh? Yuk bagikan juga ke teman kamu yang doyan dandan!



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2NDiGaB
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

Salah satu persoalan sosial yang muncul beriringan dengan kemajuan dan perkembangan media sosial- seperti: facebook , twitter, whatsapps da...

Kajian HOAX dalam Al-Qur’an : Tafsir Q.S. al-Ĥujurāt Ayat 6

Salah satu persoalan sosial yang muncul beriringan dengan kemajuan dan perkembangan media sosial- seperti: facebook, twitter, whatsapps dan sebagainya- adalah hoax. Dalam bahasa Indonesia, hoaxmerupakan istilah/ kata serapan yang semakna dengan “berita bohong”. Hoax yang biasa diartikan sebagai upaya memperdaya banyak orang dengan sebuah berita bohong (deceive somebody with a hoax); memperdaya beberapa/ sekumpulan orang dengan membuat mereka percaya pada sesuatu berita yang telah dipalsukan.

Selanjutnya, bagaimana tuntunan Al-Quran al-Karim terkait dengan hoax? Terdapat beberapa ayat yang menyinggungnya secara langsung maupun tidak langsung. Q.S. al-Ĥujurāt/ 49: 6 merupakan salah satu ayat yang secara eksplisit memberikan tuntunan kita dalam menyikapi terhadap hoax.

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا إِنْ جاءَكُمْ فاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصيبُوا قَوْماً بِجَهالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلى‏ ما فَعَلْتُمْ نادِمينَ (6)

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S. al-Ĥujurāt/ 49: 6).

Menurut Jawad Mugniah dalam at-Tafsīr al-Mubīn, ayat ini menunjukan dengan jelas tentang haramnya mengambil berita dari orang fasik tanpa melakukan klarifikasi (tabayyun) kebenarannya. Pengambilan berita dari orang fasik dikhawatirkan akan membahayakan bagi orang lain. Dalam istilah ushul fiqh, ayat ini juga menunjukan larangan untuk mengikuti tata cara orang-orang fasik.

Bersandar pada ayat ini, sebagian ulama juga berargumen kewajiban untuk mengambil berita dari orang yang terpercaya (tsiqah), tanpa harus melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Oleh karenanya, dalam kajian ilmu hadis, sebuah kabar hadis aĥad yang terpercaya (tsiqah)- hadis yang diriwayatkan hanya satu orang, tidak secara mutawātir sebagaimana ayat-ayat Al-Quran- dapat diterima dan bisa dijadikan sebagai argumen.

Ayat ini juga mengajarkan untuk mengenali tanda-tanda orang fasik? Fa-sa-qa atau fasik- sebagaimana disebutkan oleh Ibn Fāris dalm Maqāyis– adalah keluar dari jalur keta’atan. Demikian juga al-Mushtafawī dalam at-Tahqīq fī Kalimāt al-Qur’ān menjelaskannya sebagai keluarnya sesuatu dari hal-hal yang disepakati, baik secara agama, akal maupun hukum natural. Tandasnya, merujuk pada ayat-ayat Al-Quran maka yang dimaksud sebagai orang fasik adalah orang yang keluar dari ketentuan akal sehat, adab sopan santun dan agama.

Berangkat dari medan kosakata fa-sa-qa/ kefasikan tersebut maka medan semantiknya sangat luas. Oleh karenanya, sangat sulit menentukan seseorang yang belum kita kenali kredibilitasnya sebagai orang jujur.

Melalui Q.S. al-Ĥujurāt/ 49: 6, Allah swt memberikan tuntunan kepada kita agar bersikap hati-hati, tidak gegabah dan tidak tergesa-gesa dalam menerima sebuah berita, khususnya jika berita tersebut datang dari seorang yang sudah dikenali kefasikannya. Ayat ini juga mengisyaratkan agar kita selalu melakukan klarifikasi/ tabayyun saat menerima berita dari orang yang tidak kita kenali.

Ayat ini memberikan tuntunan kepada kita agar lebih berhati-hati dalam menerima maupun menyampaikan sebuah berita, apalagi berita tersebut menyalahi beberapa ketentuan yang sudah berlaku/ telah disepakati seperti ketentuan akal sehat, adab sopan santun maupun agama. Tuntunan agama agar kita menjadi orang yang lebih cerdas dalam bersikap. Berusaha untuk menyampaikan berita yang benar, bukan bohong/ hoax. Implikasi dari kesalahan dalam menerima maupun menyampaikan berita adalah menimbulkan dampak negatif, yakni: merusak sebuah tatanan masyarakat. “… Agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Hal ini selaras dengan pesan-pesan yang terkandung dalam Q.S. al-Aĥzāb/ 33: 70-71. Yakni, segala kebenaran baik dalam sikap dan tutur kata- terliput di dalamnya kabar yang benar- akan lebih dekat kepada ketakwaan. Takwa merupakan penyokong kebenaran dalam berucap dan bertutur kata. Ucapan dan tutur kata yang benar akan menjadi salah satu sebab kebaikan tindakan. Selanjutnya, tindakan yang baik akan menjadi faktor/ sebab diampuninya sebuah kesalahan/ dosa-dosa kita.

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَ قُولُوا قَوْلاً سَديداً (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَ مَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَ رَسُولَهُ فَقَدْ فازَ فَوْزاً عَظيماً (71)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (Q.S. al-Aĥzāb/ 33: 70-71).

 



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2IfA92Q
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

Ustad Muhamad Ikrom menuturkan, bahwa ada sebuah kisah dari Rasulullah SAW menceritakan ada seorang Mukmin kelak pada hari Kiamat yang memp...

Keutamaan Muslim Tutup Aib Saudaranya

Ustad Muhamad Ikrom menuturkan, bahwa ada sebuah kisah dari Rasulullah SAW menceritakan ada seorang Mukmin kelak pada hari Kiamat yang mempunyai keistimewaan karena di dunia ia suka menutup aib saudaranya.

Di saat menghadap Allah SWT, berbicara di hadapan Allah SWT, ia mendapatkan perlakuan khusus. Pada saat itu orang-orang yang menghadap kepada Allah SWT, berbicara kepada Allah SWT, maka pembicaraan antara dia dengan Allah SWT akan dipertontonkan di hadapan lautan manusia, termasuk segala perbuatan maksiat yang pernah ia lakukan selama di dunia juga akan diperlihatkan di depan manusia.

Semua akan ditampakan. Akan tetapi, khusus bagi mereka yang suka menutup aib saudaranya di dunia maka akan dibuatkan tirai yang melindungi pembicaran antara orang tersebut dengan Allah SWT sehingga tidak bisa didengar oleh siapapun. Yang bisa tahu dan dengar pembicaran tersebut hanya dirinya dengan Allah SWT.

Ketika itu Allah mengatakan, “Wahai Fulan, bukankah kamu pada hari sekian, waktu sekian dan dalam keadaan sekian telah berbuat maksiat ini dan itu ?”. Disebutkan semuanya oleh Allah SWT perbuatan maksiat atau keburukan yang pernah ia lakukan selama di dunia. Ia pun mengakuinya. Hanya saja pembicaraan ini ditutup oleh Allah SWT, dan tidak dipertontonkan di hadapan manusia. Meskipun dosanya tetap dibicarakan oleh Allah SWT tetapi tidak diperlihatkan kepada orang-orang saat itu. Hanya dirinya dan Allah SWT yang tahu. Allah SWT katakan kepada orang tersebut, “Dulu sewaktu hidup di dunia engkau menutup aib saudaramu maka sekarang ini semua dosamu diganti dengan kebaikan (hasanat).”

Bayangkan kegembiraan yang bakal ia dapatkan di akhirat kelak. Bukan hanya aibnya yang ditutup oleh Allah SWT saja bahkan Allah SWT menjamin akan mengganti dosa-dosanya dengan kebaikan. Semua ini ia peroleh karena dulu ia suka menutup aib saudaranya di dunia.

Lantas, apakah ada keutamaan bagi orang yang menutup aib orang lain?

Ustad Ikrom menerangkan kepada Aktual.com, Kamis (14/04), di Jakarta, bahwa keutamaan sudah tentu hal tersebut ada dan keutamaannya yaitu:

1. Allah SWT akan menutupi aib-nya di dunia dan di akhirat kelak

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya, “Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.”(HR. Ibnu Majah).

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Artinya, “Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya.”(HR. Tirmidzi).

لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya, “Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.”(HR. Muslim)

مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كَشَفَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ كَشَفَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ بِهَا فِي بَيْتِهِ

Artinya, “Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.”(HR. Ibnu Majah).

2. Keutamaan menutup aib saudara seperti menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup

مَنْ رَأَى عَوْرَةً فَسَتَرَهَا كَانَ كَمَنْ أَحْيَا مَوْءُودَةً

Artinya, “Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya, maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.”(HR. Abu Daud).

مَنْ سَتَرَ مُؤْمِنًا كَانَ كَمَنْ أَحْيَا مَوْءُودَةً مِنْ قَبْرِهَا

Artinya, “Barangsiapa menutupi aib seorang mukmin maka ia seperti seorang yang menghidupkan kembali Mau`udah dari kuburnya.”(HR. Ahmad)



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2ORgc4Z
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

“Apabila seorang manusia meninggal dunia, putuslah amalannya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh ya...

Filosofi Tentang Amal Jariyah

“Apabila seorang manusia meninggal dunia, putuslah amalannya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakan baginya.”

Apa yang dimaksud dengan “amalan yang tak terputus setelah meninggal dunia” yang Rasulullah sebut dalam hadits di atas? Penafsiran tradisional mengenai ketidakterputusan suatu amal berarti bahwa pahala seseorang yang telah melakukan hal-hal di atas sebelum ia meninggal dunia akan terus berlanjut. Bagaikan seorang pengusaha yang telah membuat suatu system usaha yang canggih, ketika sistem atau mekanisme usaha tersebut sudah selesai, tak perlu lagi ada usaha lebih lanjut di pihak orang itu; ia tinggal memantau dan memanen hasil yang berkembang terus menerus, yang dihasilkan oleh sistem yang terus berjalan itu.

Penafsiran semacam ini tentu saja sah secara teologis. Namun, penafsiran ini hanya mampu meyakinkan satu atau dua pihak dari umat Muslim. Di masa ketika skeptisisme menjadi tongkat yang digunakan manusia untuk berjalan, tafsiran ini tak cukup membendung gelombang skeptisisme buta seperti itu. Harus ada penafsiran alternative yang bisa diterima oleh akal; dengan kata lain, penafsiran yang lebih rasional dan logis.

Jika yang dirujuk dengan frase “tidak terputus setelah meninggal dunia” adalah datangnya pahala setelah meninggal dunia, seorang skeptic akan menyerang balik dengan argument “hal-hal seperti itu tidak dapat diklarifikasi”. Argument seperti ini ada benarnya, sebab, jika standar kebenaran yang mereka minta adalah kemampuan suatu premis untuk diklarifikasi secara empiris, pahala seseorang, apalagi seseorang yang telah meninggal dunia, jauh dari sesuatu yang bisa dibuktikan.

Tentu saja, ini adalah premis yang diterima secara teologis karena aksioma ontologis Islam ialah, bahwa mereka menerima kenyataan adanya dua alam; material dan immaterial. Meskipun sesuatu tidak bisa diklarifikasi secara empiris-materiil, jika ia tidak bertentangan dengan Kitab suci dan perkataan suci Rasulullah, ia sah.

Itulah sebabnya kita perlu memberikan penafsiran yang mampu menandingi argument para pejuang skeptisisme. Pertama, terbukti bahwa di dunia materiil ini, ada sesuatu yang imateriil. Sebut saja rasa sakit; seorang skeptic akan merengek kesakitan jika wajahnya dipukul dengan keras, jika kita bertanya kepadanya di manakah letak rasa sakit, ia tidak bisa menjawab dengan pasti. Jika ia masih mampu menyangkal dengan merujuk pada psikologi behavioristic, maka kita bisa menyajikan argument yang lebih konkret; dasar dari ilmu pengetahuan ialah konsep-konsep matematika, di sana ada fisika kuantum, aritmatika, yang telah terbukti kebenarannya.

Jika setiap eksperimen dibimbing oleh rumus-rumus dasar dan aksioma matematis seperti ini, maka mau tidak mau ia harus meyakini adanya suatu entitas abstrak dan imaterril seperti eksistensi rumus ini.

Setelah kita meyakinkan para skeptic bahwa terdapat hal-hal imateriil di dunia, kita bisa masuk ke premis berikutnya; manusia memiliki sisi immaterial, yaitu jiwa. Ini tentu adalah premis yang diyakini kebenarannya bahkan dalam ajaran teologi yang paling dasar, sebut saja, teologi anak SD. Apakah dengan mendalilkan adanya jiwa, kita bisa memberi penafsiran alternative terhadap sabda Rasulullah di atas?

Dalam ajaran teologis Islam, manusia terdiri dari jiwa dan badan, dan ketika badan manusia telah sirna, jiwanya tetap menjalani kehidupannya di akhirat sana. Ini adalah penafsiran metafisiknya. Adapun, secara social, kita secara umum percaya bahwa ada sisi dari manusia yang tidak bisa dikaitkan dengan kenyataan badaninya. Kita percaya ada sifat manusia, dan kita percaya bahwa kondisi fisik manusia tidak selalu berhubungan dengan sifat ini; misalnya, tidak benar bahwa seseorang dengan karakter tertentu niscaya disebabkan oleh berat badan tertentu. Sifat manusia adalah unsur dari manusia yang terpisah dari badannya.

Unsur lainnya dari seorang manusia ialah nama, manusia ialah makhluk yang hidup dengan ingatan-ingatan, khayalan, dan fikiran. Itulah kenapa nama bisa hidup terus menerus setelah kematian seseorang; ia hidup karena diingat oleh orang lainnya.

Anda pasti pernah berucap seperti, “Saya ingat namanya, tapi tidak ingat wajahnya, “Saya ingat wajahnya, tapi tidak ingat namanya”, “Dia mukanya sangar, tapi anaknya baik”, “Si Arfan itu anak pintar, pasti karena bapaknya pintar”. Beberapa kalimat ini adalah bukti bahwa manusia memiliki dua unsur yang terpisah yang sama-sama nyata dalam tingkatannya sendiri. Nama manusia dan badan manusia itu dua hal yang berbeda, ciri badan manusia terpisah dengan sifat manusia, nama seseorang yang mungkin sudah meninggal (bapak Budi misalnya) akan diteruskan oleh anaknya, karakternya akan diingat.

Dengan gagasan ini di kepala kita, kita akan lebih mudah mengartikan maksud dari hadits di atas. Penafsiran alternative lain dari hadits itu tentu saja adalah, bahwa secara social, tindakan tindakan tersebut, yakni amal jariah, anak saleh dan ilmu yang bermanfaat, akan terus berlanjut fungsi sosiologisnya. Sebagaimana masjid akan terus dihadiri meskipun si pembangunnya sudah tiada, ilmu yang terus berguna, seperti ilmu gravitasi Newton, meskipun ia sudah tiada, anak yang saleh bisa saja meneruskan upaya social ayahnya.

Penafsiran yang kami ajukan di sini adalah penafsiran filosofis yang mempunyai dasar empiris dalam kehidupan nyata. Jiwa ialah suatu entitas spiritual imateriil dari manusia yang terus hidup meski raganya sudah tiada. Secara awam, kita dapat mengganti istilah jiwa dengan nama. Sedekah jariyah seseorang akan terus menghidupkan namanya; teori Koordinat Cartesian menyebabkan kita terus mengingat nama Descartes, Masjid at-Tiin mengingatkan kita kepada Ibu Tien Soeharto, Yenni Wahid menyebabkan kita mengingat Abdurrahman Wahid. Nama orang-orang tersebut tetap hidup oleh tiga jalur tersebut, meskipun eksistensi ragawi mereka sudah tiada.

Kami rasa, penafsiran seperti ini lebih rasional dan logis, jika yang kita hadapi adalah pasukan skeptic yang tidak mau menerima argument teologis. Sedekah Jariah menyebabkan keabadian jiwa dengan cara membuat jasa-jasa yang seseorang lakukan di masa hidupnya tetap dikenang dalam ingatan generasi-generasi berikutnya. Nama seorang pahlawan tetap hidup dalam orang-orang yang menghargai kepahlawanan, ya Harimau mati meninggalkan belang, Gajah mati meninggalkan Gading.



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2IjRNTi
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

Kisah Nyata : Sebuah Ucapan Terima Kasih Dari Penghuni Syurga

0 coment�rios:

Muharram Ceria, Kapolres Gresik Bersama Yayasan Kemala Bhayangkari Cabang Gresik Santuni Anak Yatim dan Dhuafa Allah Ta’ala berfirman, آَم...

Ciptakan Muharram Ceria Karakteristik Seorang Muslim Sejati

Muharram Ceria, Kapolres Gresik Bersama Yayasan Kemala Bhayangkari Cabang Gresik Santuni Anak Yatim dan Dhuafa

Allah Ta’ala berfirman,

آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)

Momentum pada bulan Muharram diambil karena ada anjuran pada hari tersebut untuk menyantuni anak-anak yatim serta ada balasan yang besar dari Allah SWT berupa diangkatnya derajat orang yang menyantuni anak yatim pada hari tersebut,seperti halnya dilakukan Kapolres Gresik bersama Yayasan Kemala Bhayangkari Cabang Gresik, Sabtu (22/9/18).

Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro, S.H. S.I.K., M.Si. mengatakan momentum bulan Muharram ini, “kita jadikan waktu dimana Kita berlomba-lomba meningkatkan amal ibadah untuk menjadi probadi yang lebih baik lagi dengan cara menyantuni anak yatim yang berada di sekitar lingkungan Kita” terangnya.

Acara bertema “ Muharram Ceria, Momentum Hijrah menuju pribadi yang Lebih Baik” dilaksanakan di SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik tepatnya Jalan Raya Randuagung, Setingi, Randuagung, Kebomas, Kabupaten Gresik. dihadiri Kapolres Gresik Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro, S.H. S.I.K., M.Si. bersama Ibu ketua bhayangkari cabang Gresik Ibu Sistri Wahyu S Bintoro serta pengurus bhayangkari cabang Gresik, Kepala Sekolah SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik, guru dan penerima santunan dari SLB dan kaum dhuafa.

AKBP Wahyu S Bintoro didampingi ketua Cabang Bhyangkari Gresik menambahkan, pada Muharram tahun ini  bisa berbagi kebahagiaan bersama keluarga besar SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik.

Ia menyatakan, acara ini digelar sebagai bentuk  kepedulian sosial khususnya berbagi dengan anak yatim. Sekecil apa pun, katanya, pihaknya harus mempersiapkan generasi-generasi muda yang Islami dan soleh sholehah. Sudah menjadi tugas para guru untuk terus menggali bakat, kecerdasan, kemampuan karena dibalik kekurangan fisik anak-anak SLB ini Pasti tersimpan keahlian, kemampuan yang belum tentu dimiliki anak yang lain pada umumnya.

“Saya ucapkan banyak terimakasih, utamanya kepada segenap dewan guru dan para orang tua murid yang telah sabar dan ikhlas membimbing dan mendidik adik-adik SLB dalam mengembangkan kreatifitasnya. Dengan meningkatkan skill, knowledge dan attitude anak didik kita sebagai bekal masa depan anak-anak,pungkas AKBP Wahyu S Bintoro, S.H., S.I.K., M.Si.

Kapolres pada kesempatan tersebut mengajak semua yang hadir pada acara tersebut untuk bermuhasabah, berkontemplasi atau merenung serta selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita, karena Allah telah memberikan kesempurnaan serta atas kuasa Allah SWT anak-anak kita diberikan kelebihan dibalik segala kekurangannya ungkapnya.

Kegiatan berlangsung aman dan kondusif diisi dengan pemberian santunan kepada murid yatim piatu dari SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik dan kaum dhuafa dilanjutkan dengan pemberian tausyiah oleh H. Agus, S.

(Humas Polres Gresik)



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2O3phKI
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

5 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Dunia Teknologi

0 coment�rios:

Para ilmuwan dan penemu Muslim (Arab, Persia dan Turki) telah berhasil membuat beberapa penemuan yang luar biasa ratusan tahun lebih dulu ...

lmuwan-ilmuwan islam terbesar dan terhebat yang pernah tercatat dalam sejarah

Para ilmuwan dan penemu Muslim (Arab, Persia dan Turki) telah berhasil membuat beberapa penemuan yang luar biasa ratusan tahun lebih dulu dibanding rekan-rekan mereka di Eropa.

Mereka menarik pengaruh dari filsafat Aristoteles dan Neo-Platonis, termasuk Euclid, Archimedes, Ptolemy dan lain-lain. Kaum muslimin pada saat itu telah berhasil membuat berbagai penemuan di bidang kedokteran, bedah, matematika, fisika, kimia, filsafat, astrologi, geometri dan bidang lainnya.yang tak terhitung jumlahnya dan menuliskan karya-karyanya dalam berbagai buku.

Berikut beberapa ilmuwan dan penemu muslim dengan penemuan luar biasa mereka:

1. AL-FARABI

Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir).

Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era abad pertengahan. Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian:

  1. Logika
  2. Ilmu-ilmu Matematika
  3. Ilmu Alam
  4. Teologi
  5. Ilmu Politik dan kenegaraan
  6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).

Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rejim yang paling baik menurut  pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.

2. AL-BATANI

Al Battani (sekitar 858-929) juga dikenal sebagai Albatenius adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Harrani as-Sabi al-Battānī), lahir di Harran dekat Urfa.

Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah tentang penentuan Tahun Matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan tempat wafatnya.

3. IBNU SINA

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan.

Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan Modern dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal Qanun fi Thib  merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar, banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai Bapak Kedokteran Modern, George Sarton menyebut Ibnu Sina sebagai “Ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu”. Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).

Karya

  1. Qanun fi Thib (Canon of Medicine/Aturan Pengobatan)
  2. Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
  3. An Najat

 

4. IBNU BATUTAH

Abu Abdullah Muhammad bin Battutah atau juga dieja Ibnu Batutah adalah seorang pengembara (penjelajah) Berber Maroko.

Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan pentingnya kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya ketika sedang berada di Iberia. Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke-14.

Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu Batutah berangkat haji – ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern).

5. IBNU RUSYD

Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, lahir tahun 1126 di Marrakesh Maroko, wafat tanggal 10 Desember 1198) juga dikenal sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia).

Ikhtisar

Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja’far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai “Kadi” (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.

Pemikiran Ibnu Rusyd

Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.

Karya

  1. Bidayat Al-Mujtahid
  2. Kulliyaat fi At-Tib (Kuliah Kedokteran)
  3. Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at

 

6. MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI

Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad

Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.

Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.

Biografi

Sedikit yang dapat diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi tempat lahirnya sekalipun. Nama beliau mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi Uzbekistan). Gelar beliau adalah Abū ‘Abdu llāh atau Abū Ja’far.

Sejarawan al-Tabari menamakan beliau Muhammad bin Musa al-Khwārizmī al-Majousi al-Katarbali. Sebutan al-Qutrubbulli mengindikasikan beliau berasal dari Qutrubbull, kota kecil dekat Baghdad.

Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkat beliau, bersama dengan karya-karya tulis beliau. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833. setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini, yang juga dilakukan beliau. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma’mun, tempat ia belajar ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani.

Karya

Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa’l-muqabala atau: “Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.

Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Buku beliau diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, menunjukkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin.

Beberapa kontribusi beliau berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani.

Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada geografi adalah sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur Tengah. Buku besar beliau yang lain, Kitab surat al-ard (“Pemandangan Bumi”;diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.

Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-Ma’mun dan berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70 ahli geografi lain untuk membuat peta yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”. Ketika hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan dampak yang hebat pada kemajuan matematika dasar di Eropa. Ia juga menulis tentang astrolab dan sundial.

Kitab I – Aljabar

Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab ini merangkum definisi aljabar. Terjemahan ke dalam bahasa Latin dikenal sebagai Liber algebrae et almucabala oleh Robert dari Chester (Segovia, 1145) dan juga oleh Gerardus dari Cremona.

Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat dengan menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini b dan c adalah bilangan bulat positif)
dengan membagi koefisien dari kuadrat dan menggunakan dua operasi: al-jabr ( الجبر ) atau pemulihan atau pelengkapan) dan al-muqābala (penyetimbangan). Al-jabr adalah proses memindahkan unit negatif, akar dan kuadrat dari notasi dengan menggunakan nilai yang sama di kedua sisi. Contohnya, x^2 = 40x – 4x^2 disederhanakan menjadi 5x^2 = 40x. Al-muqābala adalah proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke sisi notasi. Contohnya, x^2 + 14 = x + 5 disederhanakan ke x^2 + 9 = x.

Beberapa pengarang telah menerbitkan tulisan dengan nama Kitāb al-ǧabr wa-l-muqābala, termasuk Abū Ḥanīfa al-Dīnawarī, Abū Kāmil (Rasāla fi al-ǧabr wa-al-muqābala), Abū Muḥammad al-‘Adlī, Abū Yūsuf al-Miṣṣīṣī, Ibnu Turk, Sind bin ‘Alī, Sahl bin Bišr, dan Šarafaddīn al-Ṭūsī.

Kitab 2 – Dixit algorizmi

Buku kedua besar beliau adalah tentang aritmatika, yang bertahan dalam Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa Arab yang aslinya. Translasi dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of Bath, yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada 1126.

Pada manuskrip Latin,biasanya tak bernama,tetapi umumnya dimulai dengan kata: Dixit algorizmi (“Seperti kata al-Khawārizmī”), atau Algoritmi de numero Indorum (“al-Kahwārizmī pada angka kesenian Hindu”), sebuah nama baru di berikan pada hasil kerja beliau oleh Baldassarre Boncompagni pada 1857. Kitab aslinya mungkin bernama Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind (“Buku Penjumlahan dan Pengurangan berdasarkan Kalkulasi Hindu”)

Kitab 3 – Rekonstruksi Planetarium

Peta abad ke-15 berdasarkan Ptolemeus sebagai perbandingan.

Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitāb surat al-Ardh “Buku Pemandangan Dunia” atau “Kenampakan Bumi” diterjemahkan oleh Geography), yang selesai pada 833 adalah revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402 koordinat dari kota-kota dan tempat geografis lainnya mengikuti perkembangan umum.

Hanya ada satu kopi dari Kitāb ṣūrat al-Arḍ, yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid. Judul lengkap buku beliau adalah Buku Pendekatan Tentang Dunia, dengan Kota-Kota, Gunung, Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi berdasarkan pendalaman geografis yang ditulis oleh Ptolemeus dan Claudius.

Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sanagat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta tersebut.

Buku 4 – Astronomi

Kampus Corpus Christi MS 283

Buku Zīj al-sindhind (tabel astronomi) adalah karya yang terdiri dari 37 simbol pada kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data astrologial sebaik data yang diakui sekarang.

Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain oleh astronomer Spanyol Maslama al-Majrīṭī (1000) tetap bertahan dalam bahasa Latin, yang diterjemahkan oleh Adelard of Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip lainnya dalam bahasa Latin tetap ada di Bibliothèque publique (Chartres), the Bibliothèque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid) dan the Bodleian Library (Oxford).

Buku 5 – Kalender Yahudi

Al-Khawārizmī juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risāla fi istikhrāj taʾrīkh al-yahūd “Petunjuk Penanggalan Yahudi”). Yang menerangkan 19-tahun siklus interkalasi, hukum yang mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulan Tishrī dimulai; memperhitungkan interval antara Era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid; dan memberikan hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama dengan yang ditemukan oleh al-Bīrūnī dan Maimonides.

Karya lainnya

Beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent, Kairo dan Paris berisi pendekatan material yang berkemungkinan berasal dari al-Khawarizmī. Manuskrip di Istanbul berisi tentang sundial, yang disebut dalam Fihirst. Karya lain, seperti determinasi arah Mekkah adalah salah satu astronomi sferik.

Dua karya berisi tentang pagi (Ma’rifat sa’at al-mashriq fī kull balad) dan determinasi azimut dari tinggi (Ma’rifat al-samt min qibal al-irtifā’).

Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitāb ar-Ruḵāma(t) (buku sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 yang terakhir disebut telah hilang.

7. UMAR KHAYYAM

‘Umar Khayyām (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah ‘Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri . Khayyām berarti “pembuat tenda” dalam bahasa Persia.

Sang Matematikawan

Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918).

Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.

Sang astronom

Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyām dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari.

Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Ia pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.

Umar Khayyām dan Islam

Filsafat Umar Khayyām agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia mendukung pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda tentang Islam. Khayyām akhirnya naik haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim.

Omar Khayyam, Sang Skeptik

Dan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah Minum berseru – “Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang kami punyai untuk singgah, / Dan bila kami pergi, mungkin kami takkan kembali lagi.”

Demikian pula bagi mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan meyangka setelah ESOK menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara Kegelapan / “Hai orang bodoh! ganjaranmu bukan di Sini ataupun di Sana!”

Mengapa, semua orang Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan / Tentang Dua Dunia dengan begitu cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan / Ditaburkan, dan mulut mereka tersumbat dengan Debu.

Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak / Untuk berbicara; satu hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; / Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta; / Bunga yang pernah sekali mekar, mati untuk selama-lamanya.

Diriku ketika masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik pandai dan Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini dan tentang: namun terlebih lagi / Keluar dari Pintu yang sama seperti ketika kumasuk.

Dengan Benih Hikmat aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya agar bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik – / “Aku datang bagai Air, dan bagaikan Bayu aku pergi.”

Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya.

Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus: bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan sepatah Kata daripadanya.

Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita merangkak hidup dan mati, / Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya meminta tolong – karena Ia / Bergelung tanpa daya seperti Engkau dan Aku.

Omar Khayyám, Penulis dan Penyair

Omar Khayyám kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883).

Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti “kuatrain”), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.

8. TSABIT BIN QURRAH

Abu’l Hasan Tsabit bin Qurra’ bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 – 18 Februari 901) adalah seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal pula sebagai Thebit dalam bahasa Latin.

Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.

Al-Sabiʾ Thabit bin Qurra al-Ḥarrānī, Latin: Thebit / Thebith / Tebit, 826 – 18 Februari, 901) adalah seorang ahli matematika, dokter, astronom, dan penerjemah Islam Golden Age yang tinggal di Baghdad pada paruh kedua abad kesembilan.

Ibnu Qurra membuat penemuan penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam astronomi, Thabit dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem Ptolemaic, dan dalam mekanika dia adalah seorang pendiri statika.

9. MUHAMMAD BIN ZAKARIYA AL-RAZI

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.

Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.

Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah.

Biografi

Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.

Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.

Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu’tashim.

Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.

Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya.

Kontribusi

Bidang Kedokteran
Cacar dan campak

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:

“Cacar terjadi ketika darah ‘mendidih’ dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada minuman anggur. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi.”

Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis: “Pernyataan pertama yang paling akurat dan tepercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut.”

Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.

Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi: “Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan gatal terasa di semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada tenggorokan.”

Alergi dan demam

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.

Farmasi

Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

Etika kedokteran

Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak mungkin mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua penyakit, yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi menyarankan para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi baru. Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat. Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan suka tidak mematuhi perintah sang dokter.

Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Buku-buku Ar-Razi pada bidang kedokteran

Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:

  1. Hidup yang Luhur
  2. Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum
  3. Keraguan pada Galen
  4. Penyakit pada Anak

 

10. ABU MUSA JABIR BIN HAYYAN

Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.

Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia dan metalurgi.

Karya Jabir antara lain:

  1. Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy)
  2. Kitab Al-Sab’een
  3. Kitab Al Rahmah
  4. Al Tajmi
  5. Al Zilaq al Sharqi
  6. Book of The Kingdom
  7. Book of Eastern Mercury
  8. Book of Balance’

itulah daftar dari kesepuluh ilmuan Islam terbesar sepanjang sejarah yang penulis sajikan



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2NYsX0t
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

SEBUTAN untuk rumah berobat pada zaman keemasan Ilmu Pengetahuan Islam adalah Bîmâristân’. Istilah modernnya disebut ‘Rumah Sakit’ atau ‘a...

Rumah Sakit Pertama di Dunia Islam

SEBUTAN untuk rumah berobat pada zaman keemasan Ilmu Pengetahuan Islam adalah Bîmâristân’. Istilah modernnya disebut ‘Rumah Sakit’ atau ‘al-Mustasyfa”.

Dalam lembaran sejarah, di dunia Islam telah membangun rumah sakit berlevel tinggi. Mulai desain bangunan hingga manajemen pengelolaan, sekaligus menjadi fakultas-fakultas ilmu kedokteran.

Bîmâristân melahirkan dokter-dokter handal dan mencetuskan berbagai karya dalam bidang kedokteran. Inilah yang menginspirasi teknologi kedokteran di Barat sekarang.

Embrio

Embrio rumah sakit telah dicetuskan sendiri oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Dalam Perang Khandak, telah dibangun pos kesehatan bagi sahabat yang terluka.

Sa`ad Bin Muadz adalah salah satu pasien yang terluka pada bagian urat nadi di tanganya. Harits bin Kaladah adalah salah seorang dokternya, salah seorang lulusan sekolah kedokteran Jundisabur yang sudah didirikan oleh Kisra pada Abad ke-6 M.

Bangsa Arab mengenal sekolah kedoteran Jundisabur yang didirikan oleh Kisra pada pertengahan abad ke-6 Masehi, Sekolah ini telah menelorkan dokter-dokternya, seperti Harits bin Kaladah yang hidup pada masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Dia mengimbau sahabat-sahabat Nabi agar berobat kepadanya apabila terserang penyakit.

Jika para sahabat ada yang jatuh sakit, Rasulullah mempersilahkan para sahabat untuk berobat kepadanya.

Selanjutnya, ‘Bîmâristân’ didirikan secara resmi oleh Khalifah Walid Bin Abdul Malik. Jumlahnya semakin meningkat. Bisa dikatakan, ada di setiap pusat-pusat daerah. Di Cordoba sendiri ada berbagai jenis rumah sakit yang jumlahnya sekitar lima puluh buah.‘Bîmâristân’ —berasal dari Persia—memiliki arti yang sama dengan rumah sakit (hospital), Bimar berarti penyakit dan stanberarti lokasi atau tempat.

Desain dan Pengelolaan

Dalam bukunya “Min Rawai` Hadlaratina”, Dr Mushthafa As-Siba`i menggambarakan desain dan pengelolaan secara teliti.  Sejak awal para dokter memilih tempat yang baik untuk pembangunan rumah sakit.

Misalnya saja, rumah sakit Adhudi Baghdad yang dibangun oleh Daulah Bin Buwaih tahun 371 H. Untuk mengetahui kondisi kebersihan lingkunganya, dokter ar-Razy menempatkan empat buah daging mentah selama satu malam di beberapa penjuru. Setelah pagi tiba, tempat daging yang paling segar dipilih sebagai tempat pilihan berdirinya Rumah sakit. Ini sebuah tanda bahwa dilingkungan yang bersih, pasti sedikit kuman yang memakan daging itu.

Adapun pengelolaan di mayoritas seluruh ‘Bîmâristân’ sebagai berikut. Laki-laki dan perempuan dirawat di ruangan berbeda.

Ruangan pun di desain sesuai dengan berbagai jenis penyakitnya. Ada ruangan penyakit dalam seperti sakit mata, jantung, tulang. Ada pula khusus penyakit bagian luar. Setiap bagian terdiri dari para dokter dan dikepalai dokter ahli yang biasa disebut dengan ‘Sa`ur’.

Kamar-kamar, perabotan dan alat-alat kesehatan tertata dengan sangat bersih dan steril. Pembersihan ini dilakukan oleh beberapa pegawai dengn gaji tertentu.

Dalam setiap Bîmâristân’ terdapat apotik yang berisi berbagai macam obat-obatan.

Penangan pasien dilakukan dengan penuh perhatian. Jika penyakitnya tergolong ringan, maka dia cukup diperiksa dan diberi obat. Namun, jika butuh opname maka namanya akan dicatat, dibersihkan di kamar mandi, diberi pakaian khusus, dan ditempatkan di ruangan sesuai jenis peyakitnya. Pemberian makanan dengan piring dan gelas berbeda dan tidak boleh digunakan pasien lain.

Khusus ‘Bîmâristân’ al-Manshuri yang didirikan Raja Malik Mansur Syaifuddin tahun 683 H, mereka memperdengarkan syair merdu atau mendatangkan pendongeng pada pasien. Suara adzan pun dilantunkan dengan merdu yang bersebelahan dengan ‘Bîmâristân’ ini.

Bimaristan di Suriah ini dibangun oleh para ahli kedokteran Muslim sebagai pengganti kuil penyembuhan kuno

Bimaristan di Suriah ini dibangun oleh para ahli kedokteran Muslim sebagai pengganti kuil penyembuhan kuno

Dalam tahap penyembuhan, pasien akan dipindahkan diruangan khusus. Untuk mempercepat proses penyembuhan, pihak ‘Bîmâristân’ akan melakukan pertunjukan komedi. Jika telah benar-benar sembuh maka dia diberi pakaian baru dan uang ‘pesangon’ sampai pasien tersebut benar-benar bisa bekerja dan beraktifitas secara normal. Namun, jika meninggal akan dikafani dan dikebumikan secara terhormat. Model ‘service’ seperti ini berlanjut di Mesir hingga Tahun 1798 M yang membuat orang prancis berdetak kagum.

Bukan Dokter Sembarangan

Para dokter di ‘Bîmâristân’ harus melewati seleksi ketat. Pada masa Khalifah al-Muqtadir tahun 319 H, pernah terjadi kesalahan pengobatan yang mengakibatkan pasien meninggal. Maka Khalifah memerintahkan Sinan Bin Tsabit sebagai dokter ahli untuk menguji seluruh dokter di Baghdad yang mencapai 860 orang. Hanya dokter pribadi Khalifah dan khadim Negara yang tidak diuji.

Secara umum, seorang dokter harus mengadakan peneletian dan diujikan kepada dokter yang lebih ahli. Apabila dia lulus maka dia boleh mengobati pasien di rumah sakit tertentu.

Para dokter tersebut juga sewaktu-waktu mendapat tugas ke berbagai tempat. Seorang kepala daerah bernama Wazir Bin Isa Ali al-Jarrah pernah mengirimkan surat ke Sinan Bin Tsabit, kapala dokter di Baghdad. Uangkapnya “aku khawatir terhadap kondisi para tahanan dipenjara, mereka pasti banyak terserang penyakit karena tempatnya kotor”. Wazir meminta para dokter untuk memeriksa mereka perpekan. Ini berarti, dalam Islam tahanan harus diperlakukan secara “manusiawi”, apalagi ketika jatuh sakit



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2MRyYYd
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

kita sebagai muslim harus sangat berhati-hati. Jangan sampai kita asal-asalan dalam melakukannya, pun jangan sampai juga kita dengan mudah ...

Shalat Shubuh Tetapi Matahari Sudah Meninggi, Tetap Shalatkah?

kita sebagai muslim harus sangat berhati-hati. Jangan sampai kita asal-asalan dalam melakukannya, pun jangan sampai juga kita dengan mudah meninggalkannya. Hal tersebut sangat berbahaya karena akan mengundang murka Allah Ta’alaa.

Terkait shalat, salah satunya adalah shalat shubuh. Tentu sering kita mendengar ada yang tidak melaksanakan shalat shubuh hanya karena kesiangan dan mendapati matahari sudah meninggi, apakah tetap shalat atau bagaimana? Berikut ini penjelasan dari Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal.

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari, no. 574; Muslim, no. 635)

Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ فَلاَ يَطْلُبَنَّكُمُ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَىْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ

“Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar.  Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim, no. 657)

Namun hati-hati kalau tidak menjaga shalat Shubuh dapat tergolong dalam orang-orang munafik. Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 657)

Ibnu Hajar mengatakan bahwa semua shalat itu berat bagi orang munafik sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,

وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى

“Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas” (QS. At Taubah: 54).

Akan tetapi, shalat ‘Isya dan shalat Shubuh lebih berat bagi orang munafik karena rasa malas yang menyebabkan enggan melakukannya. Karena shalat ‘Isya adalah waktu di mana orang-orang bersitirahat, sedangkan waktu Shubuh adalah waktu nikmatnya tidur. (Fathul Bari, 2: 141).

Bagaimana kalau kita sudah rutin menjaga shalat Shubuh, namun telat melakukannya?

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَقَدَ أَحَدُكُمْ عَنِ الصَّلاَةِ أَوْ غَفَلَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِى

“Jika salah seorang di antara kalian tertidur atau lalai dari shalat, maka hendaklah ia shalat ketika ia ingat. Karena Allah berfirman (yang artinya), “Kerjakanlah shalat ketika ingat.” (HR. Bukhari, no. 597; Muslim, no. 684).

Misalnya kita sudah punya kebiasaan bangun Shubuh, namun karena ketika itu ketiduran akhirnya bangunnya baru jam 6 pagi. Padahal ketika itu matahari sudah terbit. Maka berarti kita shalat ketika kita ingat atau ketika bangun saat itu meskipun matahari sudah meninggi.



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2OJ39m2
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

Pelatihan Pembuatan Kontra Narasi Dan Anti Radikal pada ujung tombak Polisi Santri Polres Gresik dan masing masing kasi humas lansung menyeb...

Pakar SEO Muslim Sejati Tancap Gas Lawan Radikalisme

Pelatihan Pembuatan Kontra Narasi Dan Anti Radikal pada ujung tombak Polisi Santri Polres Gresik dan masing masing kasi humas lansung menyebarkan ke beberapa santri binaan pada wil masing masing.

Pelatihan ini dipimpin lansung oleh Pencetus Blogger Polri dan Pakar SEO Muslim Sejati Group , Mohammad Khoirul Amin , sosok santai yg dikenal juga sebagai inovator SKCK Online ini rasanya tidak bisa tidur nyenyak jika belum benar benar bisa menyebarkan ukhuwah islamiyah, seperti pesan para kyainya.

Amin yang dikenal sebagai Santri Ihyaul Ulum Dan Mambaus Sholihin dengan Predikat Top Five ILMU MANTIQ dan TAFSIR JALALIN ini terus berusaha untuk menekan Hoax serta Radikalisme di online dengan berbagai metode, strategi yang sudah dia pelajari.

Dalam Dunia Hacking amin pun tidak pernah mau ketinggalan, di tahun 1999 dia sempat Trending pada semua channel Mirc dengan nama Steelheart99 Dan Johnfind , Bisa dikatakan sebagai manusia multi talent ini akhirnya memutuskan untuk membantu kinerja Polri dengan ciptakan inovasi inovasi pelayanan publik dan juga inovasi dari sisi Media Sosial.

http://halodunia.net/tag/pakar-seo/

http://muslimsejati.group

http://pakarseo.halodunia.net



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2PYpRa5
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

Cinta dan kasih sayang adalah karunia yang telah Allah Ta’laa berikan kepada kita selaku makhluknya. Perasaan itu merupakan amanah yang ha...

Bagaimanakah Cara Ta’aruf yang Benar

Cinta dan kasih sayang adalah karunia yang telah Allah Ta’laa berikan kepada kita selaku makhluknya. Perasaan itu merupakan amanah yang harus kita jaga supaya kesuciannya tetap terjaga dan tentunya supaya tidak melanggar syari’at.

Maka, solusi daripada ikatan pacaran yang haram, ada ta’aruf yang bisa dilakukan. Mengenai ta’aruf, seringkali banyak yang masih menyalahi syari’at dimana dihalalkannya berpegangan tangan bahkan sampai jalan berdua. Padahal, hal itu tentu tidak sesuai syari’at karena ikatannya belum halal. Lantas, bagaimana cara berta’aruf yang benar? Berikut ini penjelasan dari Ustadz Ammi Nur Baits.

Ta’aruf [التعارف] secara bahasa dari kata ta’arafayata’arafu [تعارف – يتعارف], yang artinya saling mengenal. Kata ini ada dalam al-Quran, tepatnya di surat al-Hujurat,

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا

“Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (li-ta’arofu) …” (QS. al-Hujurat: 13).

Ketika manusia itu berbeda-beda, mereka bisa saling kenal… ini ciri orang Melayu, ini orang Arab, ini ciri orang Cina, ini orang Eropa, dst. Anda semua ciri manusia sama, tentu kita tidak bisa saling kenal seperti ini.

Diambil dari makna bahasa di atas, ta’aruf antara lelaki dan wanita yang hendak menikah, berarti saling kenalan sebelum menuju jenjang pernikahan.

Sebelumnya ada 3 hal yang perlu dibedakan,

  1. Ta’aruf: saling perkenalan. Dan umumnya dilakukan sebelum khitbah

2. Khitbah: meminang atau lamaran, menawarkan diri untuk menikah

Khitbah, ada yang disampaikan terang-terangan dan ada yang disampaikan dalam bentuk isyarat.

  1. Khitbah secara terang-terangan, misalnya dengan menyatakan, “Jika berkenan, saya ingin menjadikan anda sebagai pendamping saya..” atau yang bentuknya pertanyaan, “Apakah anda bersedia untuk menjadi pendamping saya?”
  2. Khitbah dalam bentuk isyarat, misalnya dengan mengatakan, “Sudah lama aku mendambakan wanita yang memiliki banyak kelebihan seperti kamu…” atau kalimat semisalnya, meskipun bisa jadi ada kesan menggombal…

Allah berfirman,

وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُمْ بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنْتُمْ فِي أَنْفُسِكُمْ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ سَتَذْكُرُونَهُنَّ وَلَكِنْ لَا تُوَاعِدُوهُنَّ سِرًّا إِلَّا أَنْ تَقُولُوا قَوْلًا مَعْرُوفًا وَلَا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ

Tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma’ruf. Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis ‘iddahnya. (QS. Al-Baqarah: 235)

Berdasarkan ayat di atas, bagi wanita yang sedang menjalani masa iddah, tidak boleh dilamar dengan kalimat terang-terangan.

3. Nadzar: melihat calon pasangan.

Biasanya ini dilakukan ketika ta’aruf atau ketika melamar.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَنْظُرَ مِنْهَا إِلَى مَا يَدْعُوْهُ إِلَى نِكَاحِهَا، فَلْيَفْعَلْ

“Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika dia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!” (HR. Ahmad 3/334, Abu Dawud  2082 dan dihasankan al-Albani).

Bagaimana Cara Ta’aruf yang Benar?

Tidak ada cara khusus dalam masalah ta’aruf. Intinya bagaimana seseorang bisa menggali data calon pasangannya, tanpa melanggar aturan syariat maupun adat masyarakat. Hanya saja, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan terkait ta’aruf,

1. Sebelum terjadi akad nikah, kedua calon pasangan, baik lelaki maupun wanita, statusnya adalah orang lain. Sama sekali tidak ada hubungan kemahraman. Sehingga berlaku aturan lelaki dan wanita yang bukan mahram.

Mereka tidak diperkenankan untuk berdua-an, saling bercengkrama, dst. Baik secara langsung atau melalui media lainnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا

“Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syu’aib al-Arnauth).

Setan menjadi pihak ketiga, tentu bukan karena ingin merebut calon pasangan anda. Namun mereka hendak menjerumuskan manusia ke maksiat yang lebih parah.

2. Luruskan niat, bahwa anda ta’aruf betul-betul karena ada i’tikad baik, yaitu ingin menikah.  Bukan karena ingin koleksi kenalan, atau cicip-cicip, dan semua gelagat tidak serius. Membuka peluang, untuk memberi harapan palsu kepada orang lain. Tindakan ini termasuk sikap mempermainkan orang lain, dan bisa termasuk kedzaliman.

Sebagaimana dirinya tidak ingin disikapi seperti itu, maka jangan sikapi orang lain seperti itu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Kalian tidak akan beriman sampai kalian menyukai sikap baik untuk saudaranya, sebagaimana dia ingin disikapi baik yang sama. (HR. Bukhari & Muslim)

3. Menggali data pribadi, bisa melalui tukar biodata

Masing-masing bisa saling menceritakan biografinya secara tertulis. Sehingga tidak harus melakukan pertemuan untuk saling cerita. Tulisan mewakili lisan. Meskipun tidak semuanya harus dibuka. Ada bagian yang perlu terus terang, terutama terkait data yang diperlukan untuk kelangsungan keluarga, dan ada yang tidak harus diketahui orang lain.

Jika ada keterangan dan data tambahan yang dibutuhkan, sebaiknya tidak berkomunikasi langsung, tapi bisa melalui pihak ketiga, seperti kakak lelakinya atau orang tuanya.

4. Setelah ta’aruf diterima, bisa jadi mereka belum bertemu, karena hanya tukar biografi. Karena itu, bisa dilanjutkan dengan nadzar. Dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan,

“Suatu ketika aku berada di sisi Nabi shallallahu’alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang lelaki. Dia ingin menikahi wanita Anshar. Lantas Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepadanya,

“Apakah engkau sudah melihatnya?”

Jawabnya,  “Belum.”

Lalu beliau memerintahkan,

انْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا

“Lihatlah wanita itu, agar cinta kalian lebih langgeng.” (HR. Turmudzi 1087, Ibnu Majah 1865 dan dihasankan al-Albani)

Nadzar bisa dilakukan dengan cara datang ke rumah calon pengantin wanita, sekaligus menghadap langsung orang tuanya.

5. Dibolehkan memberikan hadiah ketika proses ta’aruf

Hadiah sebelum pernikahan, hanya boleh dimiliki oleh wanita, calon istri dan bukan keluarganya. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا كَانَ مِنْ صَدَاقٍ أَوْ حِبَاءٍ أَوْ عدةٍ قَبْلَ عِصْمَةِ النِّكَاحِ فَهُوَ لَهَا وَمَا كَانَ بَعْدَ عِصْمَةِ النِّكَاحِ فَهُوَ لِمَنْ أُعْطِيَهُ أَوْ حُبِىَ

“Semua mahar, pemberian  dan janji sebelum akad nikah itu milik penganten wanita. Lain halnya dengan pemberian setelah akad nikah, itu semua milik orang yang diberi” (HR. Abu Daud 2129)



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2MIxWh3
via Muslim Sejati

0 coment�rios:

Lalat bagi manusia ialah hewan yang pada tubuhnya terdapat sumber-sumber penyakit. Tergolong ke dalam hewan kotor yang sebisa mungkin dihin...

Cara Cerdas Rasulullah Ketika Ada Lalat yang Masuk ke Minuman

Lalat bagi manusia ialah hewan yang pada tubuhnya terdapat sumber-sumber penyakit. Tergolong ke dalam hewan kotor yang sebisa mungkin dihindari. Meski begitu, populasi lalat yang tiada pernah habis menjadi sebuah persoalan. Pada saat-saat tertentu, masyarakat di sebuah wilayah seperti resah dengan gangguan hewan yang biasanya hinggap pada dzat-dzat kotor ini.

Bila ditinjau dari aspek kesehatan, tentu lalat menjadi hewan yang harus dihindari bahkan dibasmi keberadannya. Jangan sampai hewan ini hinggap pada barang-barang yang erat kaitannya dengan manusia. Seperti diantaranya dan minuman.

Lalu bagaimanakah cara yang bisa kita lakukan bisa pada hidangan terdapat lalat di dalamnya. Sebab tidak jarang lalat hinggap pada atau minuman, kemudian terjebak dan mencemari hidangan tersebut.

Persoalan serupa ternyata sudah ada sejak zaman Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah dijelaskan, Apabila seekor lalat masuk ke dalam salah satu minuman dari kalian maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buangah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya.”

Perihal ini menjadi salah satu bukti betapa kecerdasan Rasululah tiada diragukan lagi. Betapa Allah benar-benar menjadi pembimbing beliau dalam menetapkan keteladanan untuk umat. Bagimana bisa Rasulullah mengetahui bila pada salah satu sayap lalat terdapat penyakit dan pada sayap lain mengandung obatnya?

Perlakuan ini pula yang seperti menegur kebiasaan manusia, yang jika ada lalat hinggap pada hidangannya sesegera mungkin mengeluarkannya. Bahkan sebagian orang enggan menyantapnya kembali untuk menghindari sumber-sumber penyakit. Rasulullah dalam hadist di atas menjelaskan perihal berbeda, bahwa bila seekor lalat masuk ke dalam salah satu minuman, maka beliau justeru mengajarkan untuk mencelupkan lalat itu kembali dan kemudian membuangnya. Sebab pada salah satu sayap terdapat penyakit dan pada sayap yang satunyalah tersedia obatnya.

Kebenaran hadist ini kemudian diteliti oleh para pakar medis dari berbagai negara. Salah satu penelitian dilakukan oleh Prof. Dr. Abdul Majid Az-Zindani, ketua peneliti kajian Al-Qur’an dan As-Sunnah. Beliau menemukan bahwa pada sayap kiri lalat terdapat berbagai macam virus yang mematikan. Kemudian para peneliti mencoba mematikan virus-virus tersebut melalui cara konvensional, tetapi secara mengejutkan tidak ada yang menemui keberhasilan.

Namun saat para peneliti memasukkan sayap kanan lalat, secara otomatis ditemukan bahwa terdapat perubahan yang signifikan. Hasilnya teramat mengejutkan. Semua virus yang dibawah oleh sayap kiri mati dan musnah akibat obat yang dibawa oleh sayap kanannya.

Betapa pembuktian ini semakin meyakinkan kita bahwa Islam ialah ajaran yang mambawa rahmat bagi sekalian alam. Bahwa kedatangan Rasulullah melengkapi pedoman yang sudah mencakup segala aspek kehidupan manusia, tanpa terlewat sedikit pun. Hanya saja, kebanyakan manusia lebih percaya pada apa-apa yang datangnya selain dari Rasulullah. Sebagian lagi lebih mengedepankan logikanya dari tuntunan sunnah. Merasa seolah-olah lebih paham dari sang baginda. Padahal segala sesuatu yang dikerjakan oleh Rasulullah jelas berdasar pada bimbingan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sedang manusia, ada campur tangan bahkan godaan teramat besar dari syaitan, musuh-musuh nyata.

Maka tiada salahnya bila kita mencoba mempraktikkan yang dilakukan oleh Rasulullah pada minuman yang terdapat lalat di dalamnya. Yaitu dengan mencelupkan lalat itu, kemudian baru membuangnya. Yakinlah bila tiada sunnah yang membawa kemudharatan bagi manusia, bahkan justeru sebaliknya. Sunnah menuntun kita pada sebaik-baiknya kehidupan.



from MUSLIM SEJATI https://ift.tt/2pnK1Px
via Muslim Sejati

0 coment�rios: